Birokrasi Indonesia dilahirkan dari
Perut buncit, mulut ngah ngoh, tangan nggladhik,
Yang bersekongkol dengan syahwat paha mulus dan senyum nakal,
Menggunting dalam lipatan nurani bersih
Yang berkedok safari, dasi licin, parfum wangi, belahan dada blaser, dan rok mini setinggi jengkal di atas dengkul
Yang mencokok hidung mereka sendiri mengikuti jalan itu itu lagi
Jalan kebenaran tuhan modal
Mereka pintar mendebat dengan ilmunya
Mereka tangguh bertahan dengan regulasinya
Mereka tenang melakukan itu dalam kesejukan AC kantor mereka
Sementara jutaan kubik liur perahan mereka
Dialirkan ke pipa pipa AC mereka
Jangan kamu mendebat , percuma!
Nampak goblok kamu kalau mendebat
Kenapa, karena kalian mendebat golongan goblok
Yang membengkokkan pengetahuan lurus menjadi senjata terhunus
Menusuk halangan sosial dan jargon ketidakadilan lawan mereka
Cakrawala ufuk timur Indonesia harapan datangnya fajar kemegahan
Membasuh peluh kesusahan anak anaknya
Cahayanya memburatkan warna merah semangat baharu
Tunas muda mulai berbunga menunggu berbuah untuk dipetik
Hanya sayang tunas tunas mulai nampak tumbuh liar di kafe kafe remang jalanan
Membahas tugas kuliah sambil mendiskusikan tentang enaknya vodka
Tangan kanan memegang mouse tangan kiri di tetek pacarnya
Karena bius budaya adi kacung mancanegara telah disebarkan
Aku memaki kali ini biarlah dosa mulut ini kutanggung
Siapa tahu pahala dialirkan kepada birokrat eksekutif dan anak muda itu
Sehingga Tuhan menampar mereka dari mimpi mimpi mereka
Manado, 26 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar