Awan gelap berarak di angkasa Indonesia
Dikanan petir di kiri gada
Kau cambukkan petir
Kau getarkan gada
Adik bayi hanya berteriak kelaparan
Anak kecil pingsan diombang ambingkan bumi
Ibu-ibu menjanda ditinggal suami tertimpa longsor
Bapak-bapak tercenung pada tanah yang hilang tertelan isi bumi
Rumah rumah tenggelam
Sawah ladang tertelan
Petani ditelan bumi
Pekerja pabriknya pindah dalam tanah
Penguasa berpikir keras
Rapat bermalam malam
Telpon kesana kemari
ternyata mencari jalan demi kursi kekuasaan
Uang negara dibikin arisan
Kami bodoh tentang administrasi APBN
Kami terbelakang soal teori stabilitas ekonomi politik
Kami cuma tau cara berpikir pelacur
Kalo kamu puas, sekarang giliran kamu bayar saya
Tapi aku rasa rasa nggak beda jauh kalian sama pelacur
Kami kurang tahu kebutuhan dana untuk menutup dampak sosial
Kami idiot menghitung berapa dana rekap diperlukan untuk bank yang bangkrut
Kami cuma tahu hitung dagang tempe
Kalo beli tempe satu box musti beda dengan tempe satu iris
Lha ini, kalian beli tempe satu iris dengan uang 1000box
Oh halilintar dan geledek
Panglima orang-orang terpinggirkan
Pancarkan cahayamu pada lorong-lorong sempit
Gelegarkan suaramu pada hati hati yang terhimpit
Komandokan maju rebut cahaya didepan
Tuntaskan permainan cecunguk modal
Manado, 9 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar