Titik demi titk bulir air mengembun dari pori badan
Dirembaskan kegerahanku oleh papar cerah yang terik
Begitulah rerumputan yang merindu cerah namun gelisah oleh panasnya
Pucuk-pucuknya goyah oleh kebingungan
Tak urung dikorbankannya tangkai semakin tenggelam
Karena angin sejuk tak kunjung datang
Membawa kabar kepastian
Manado, 10 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar