Jumat, 03 Juni 2011

tak kulihat bianglala

mendung itu tidak menggumpal dan segelap badai mengganas
cukup membuat semua yang ada dalam dada menjadi abu abu
udara panas dari laut yang mendidih lalu menghembusnya
deras kesedihan merenangi cukup lama
di dalam ruang kuhibur diri bersama lampu lampu bercahya
membantu mengeja mata karena sudah banjir air yang asin
mengembang dipelupuk mata bermuara di ujung mulut
matahari berilah aku kabar baik karena tak kulihat bianglala dari hujan ini


Manado, 5 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar