pot itu terisi lagi
kuambilkan humus yang gembur subur
kutanam bunga disitu
sesudahnya menangis aku karena keindahannya
airmata menyirami hari harinya
kenyataan adalah pisau teramat tajam
bunga mati karena asin airmata
betapa aku dulu tidak membiarkannya tumbuh di halaman rumah
kuikhlaskan hujan dan mentari merawatnya
tapi malah kusimpan pot itu dalam hati
Malang, 22 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar