tidakkah engkau rindu seperti aku
tentang pergumulan canda kata kita
di malam malam yang selalu berdenyut pagi
yang membuat iri dinding dinding kamar yang selalu dingin
walau udara telah begitu membakar
dan akhir akhir lalu engkau berbincang
tentang isyarat pertemuan
hingga meretakkan tembok tembok kamar
karena malam tak lagi berdenyut pagi
kini malam telah mencipta paginya sendiri
walau sejauh alam ada hingga tak bisa kita kira kapan berakhirnya
malam tetaplah gelap bertabur bintang bulan
dan bahkan sesekali mendung
juga angin seperti mati
kehilangan jiwa untuk berhembus
Manado, 29 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar