Kamis, 07 April 2011

CENTURY

Century di awalawalnya abad 21 negaraku
Membakar ufuk sampai perjalanan, panasnya menghanguskan mayapada
Meradang dan makin parah
Dokter dan ahli harus menyuntiknya
Jika tidak maka lumpuh dan mati sendisendi kemakmuran negara
Walau ada satu dua jiwa pasien yang harganya lebih murah dari antibiotik
Sedang terkapar tak bisa makan, tak bisa ke rumah sakit, tak bisa bisa bayar hutang, atau bangkrut dan melarat mendadak.
Tidak perlu disuntik mereka akan mati sendiri dan bahkan bunuh diri tanpa harus mengguncang sendi sendi ekonomi

Century abad kini negaraku
Anak anak usia dini harus berjuang di perempatan, berlarian melompat diantara gerbong kereta, bernyanyi dengan semangat 45 di pintupintu angkot dan bis kota.
Tidak boleh capek dan lelah apalagi sekedar duduk meminum aqua gelasan pereda serak suara yang tak lagi lantang
Malam pun tidur harus dibayar dengan anus yang diobok-obok batangbatang setan agar diijinkan melihat mentari esok
Di gubuk yang kumuh dan beraroma kencing berak beralas kardus kardus TV dan kulkas yang selalu diimpikan punya, dengan gagah ia melayani tanpa menitik air mata nafsu biadad jiwa jiwa binatang

Century abad tinggal landas negaraku
Wakil wakil kami di DPR, melakonkan drama picisan sinetron murahan di senayan
Dengan olah vokal yang indah, plot pangung yang rapi, alur cerita yang mudah ditebak
Membela kepentingan rakyat .. tapi yang mana?
Rakyat yang masih mengantungkan beras murah, listrik murah, air bersih gampang, minyak murah, sekolah dan rumah sakit murah.
Atau rakyat yang menggantungkan kuasa dan modal demi visi misi dan platform mereka masing masing yang absurd dan lintang pukang.

Century adalah abad pemupukan bibit generasi penerus
Generasi yang menguasai ilmu ilmu praktis, praktis cepat kaya, praktis mengikut gaya hidup western, praktis kapitalis dan praktis hedonis.
Ilmu luhur dan budi pekertipun dijadikan praktis.
Hingga telah membiasa bicara penderitaan orang dengan doping suntik dan bong, membicarakan hukum dan tata negara di kafekafe dan karaoke, mendukung ekonomi rakyat tapi lebih sreg belanja gaya hidup dan dugem

Century juga abad penguatan hukum
Hukum yang relatif dan menyudutpandangkan sehingga mampu menjawab makin kenyalnya jaman.
Polisi jaksa hakim dan penegak hukum lain, memegang kitabkitab hukumnya bak layang layang.
Ditarik diulur mengikut angin dimanuverkan meliuk liuk indah, jika tak ada angin dibawa berlari mencari angin.
Tapi bagi nenek pencuri mangga, kakek pencuri bawang, bapak pencuri singkong, dan anak pencuri pinsil, tidak ada angin sama sekali, karena kejahatan mereka di abad ini tidak lagi life style.

Century adalah memeratakan kekuasaan dan kemakmuran
Daerah daerah harus mandiri, milih kepalanya mandiri, mengatur ekonominya mandiri, merumuskan kebijakan daerahpun mandiri, tapi korupsinya selalu jamaah
Kemakmuran pun merata seluruh daerah mengolah hasil alamnya sendiri, bumi laut dan kekayaan alamnya diolah sendiri, untuk golongan sendiri, kroni sendiri.. lagi lagi rakyat jelata pun harus disendirikan

Century hanya putaran waktu
ada siang ada malam ada pagi ada sore ada awal ada akhir
Setajam pedang ia memisahkan sekarang dan kemarin
Membuat mereka terlena dan tertawa bahagia
Sisi tajam satunya telah mengiris jiwa jiwa yang lelah dan telah bersabar
Air kesabaran yang diambil dari penghayatan hidup kesederhanaan, kerja keras, nerimo ing pandum, dan berserah diri, telah termampatkan menjadi energi yang luar biasa dahsyat.
Bagai tsunami ia akan menyapu bersih keangkuhan dan pongah, dia datang dari sudut sudut gelap dan dari asingnya keramaian.
Semua terbelak mata dan bergetar segala gentar, semua terlambat century akan berganti.
di Mayapada Indonesia


Manado, 14 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar