aku bermimpi lagi
kugenggam jari jari ditelapak yang halus lembut
berhias cincin di jari manis kananmu
tanganku merasakan setiap momen itu
saat itu segala indera yang ada
seakan hanya di tangan itu
matamu bercahaya malu malu
aku menatap tegas
mata kita bertemu jari jari berdekap kuat
kuarahkan tanganmu meraih pena
engkau memahami sambil mengambil secarik kertas tebal
kupeluk dari belakang dan tanganku masih mengarahkan jemarinya
melayang aku betapa harumnya membiusku kala itu
terpejam tersenyum bahagia
kita pun mengarungi samudera menulis sajak tentang cinta
tak perlu aku berbisik karena engkau mendengar jelas dari hati
seiring degap di dadaku tempatmu bersandar
tiba tiba engkau menoleh sambil menunjukkan kertas itu
pelukanku segera lepas
aku pun terjaga dari mimpi tapi tidak dari sajak ini
Manado, 25 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar