Kamis, 07 April 2011

ditiap-tiap kedipan mata

Senyummu abadi di tiap tiap kedipan mataku
Yang engkau tak mengerti terjadinya
Juga aku tak memahami mengapa

Dan entah mengapa kau tak pula beranjak
Pun aku betah memandang dalam nanar yang kosong
Sementara matahari makin sore menggiring burung burung kesarangnya

Senyummu abadi di tiap tiap degap hatiku
Menyanyikan sajak sajak sapardi di malam lelapku
Tentang cinta awan kepada hujan

Hingga pagi mentari menerobos sela sela kayu jendela kamar
meniupkan ruhnya dan senyum itu hidup kembali
dalam tiap tiap kedipan mata


Manado, 24 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar